Menjelang Idul Adha Harga Sapi Melonjak - Menjelang lebaran Haji atau hari raya Idul Adha tahun 2013 harga sapi melonjak. 15 hari menjelang Idul Adha para juragan sapi mulai sibuk menyediakan sapi-sapi untuk dipasarkan dan memenuhi permintaan hewan kurban. Keuntunganpun mengalir kekantong mereka dengan deras. Hari-hari disibukkan dengan menghitung keuntungan. Itu bagi mereka juragan sapi. Namun bagi mereka yang berniat membeli hewan kurban terutama sapi harus bersiap merogoh kantong lebih dalam karena harga sapi telah melonjak.
Seperti tutur seorang juragan sapi yang mengatakan bahwa pemicu kenaikan harga sapi adalah kelangkaan sapi dan harga yang dipatok oleh para peternak sudah sangat tinggi, sehingga terpaksa dalam menjual kepada para pembeli hewan kurbanpun harus lebih tinggi.
Meskipun harga sapi melonjak, namun permintaan pasarpun tetap tinggi. Harga untuk satu ekor sapi dewasa siap kurban dipatok mulai dari Rp. 15.000.000,- (sapi lokal Kebumen).
Melihat tingginya permintaan hewan kurban terutama sapi ini menunjukkan bahwa masyarakat kita sudah semakin makmur, harga Rp. 15.000.000,- saja mereka bisa membelinya. Jadi kalau ada yang mengatakan masyarakat Indonesia masih banyak yang dalam taraf kemiskinan sebenarnya kurang tepat. Mungkin mereka yang masih berada dalam kemiskinan adalah mereka yang malas atau memilih-milih pekerjaan atau usaha atau lebih ekstrim lagi adalah mereka adalah orang yang kemampuannya rendah dalam hal usaha atau bekerja.
Melonjaknya harga sapi dan banyaknya permintaan pasar tidak saja memberikan keuntungan bagi para juragan sapi, namun juga bagi para makelar sapi di pasar ataupun di masyarakat, atau dalam istilah Kebumennya "tukang panteng".
Tukang panteng adalah mereka yang tidak memiliki modal namun turut membantu menjualkan sapi milik para juragan. Hanya berbekal tambang dan keberanian menawarkan sapi, mereka bisa mendapat ratusan ribu rupiah dalam satu hari.
Bagaimana tidak? setiap sapi yang terjual, mereka paling sedikit mendapat komisi atau bonus Rp. 100.000,-. Jika dalam satu hari mereka bisa menjual 3 ekor sapi, berarti mereka dapat mengantongi Rp. 300.000,-
Lumayan bukan, yuk jadi tukang panteng.
kalau jadi tukang panteng sudah dipastikan untung ya pak...dan juga tidak akan mengalami kerugian :)
ReplyDeleteYa betul Kang Ucup
ReplyDeleteTapi harus punya nyali menjual
dan pinter ngrayu pembeli
Saya pernah ikut Pak Ratno (juragan sapi) tetangga saya
ke pasar sapi
ternyata di sana yang megang sapi untuk dijual itu tukang panteng semua
sedangkan juragannya duduk manis sambil ngopi
apalagi sapi yang harganya cukup tinggi Pak, orang HP saja ada makelarnya :)
Deletewah aku juga mau tuh jadi tukang panteng, nggak punya uang tapi bisa meraih keuntungan yang banyak...luarbiasa :-)
ReplyDeleteMas Haryanto, ya benar, siapa saja bisa menjadi tukang panteng, tidak perduli tinkat pendidikannya apa, bahkan tidak bersekolahpun bisa, tanpa modal juga.
ReplyDeleteTernyata tanpa sengaja para juragan sapi dan pasar hewan telah menciptakan lapangan kerja baru yang lumayan penghasilannya
Tinggal bagaimana kita mensikapi hal itu
Makasih kunjungannya Mas Haryanto