Semut Rangrang Semakin Sulit Ditemukan Di Alam - Saraswati Update - Keberadaan semut rangrang di alam semakin sulit ditemukan, stok kroto yang mengandalkan dari alam lama-kelamaan akan habis juga. Hal ini menuntut pemikiran kita untuk mencari solusinya agar semut rangrang penghasil kroto tidak punah. Dua tahun yang lalu, saya masih ingat, ketika anak saya yang pertama yang bernama Dimas Ibnu Al Rasyid baru berumur satu tahun dan baru bisa berjalan, kami bermain-main di belakang rumah, tanpa sengaja anak saya itu menarik daun pohon ketapang yang tingginya baru sekitar 50 cm. Apa yang terjadi? Ketika daun ketapan itu dilepaskan memantul, yang terjadi adalah anak saya itu dikerumuni semut rangrang yang terpental dari pohon ketepeng kecil itu.
Itu membuktikan bahwa, dua tahun yang lalu semut rangrang penghasil kroto masih sangat mudah ditemukan di lingkungan sekitar rumah kita. Tapi apa yang terjadi sekarang ini? Sangat sulit untuk menemukan semut emas itu. Pada waktu itu di sekeliling rumah kami masih banyak sarang semut rangrang. Di pohon mangga, pohon ketapang, dan pohon popoan (bahasa Jawa), akan tetapi sekarang ini sudah tidak ada. Salah siapa itu? Tidak ada yang salah, memang itulah proses alam yang tergantung pada campur tangan manusia, manusia berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari alam, sementara belum banyak manusia yang mau perduli kepada alam itu sendiri.
Jika keadaan ini dibiarkan terus menerus, sudah dapat dipastikan, semut rangrang penghasil kroto akan punah juga. Namun alahamdulillah ada beberapa pemikir yang jenius yang telah berhasil mengembangkan budidaya kroto atau budidaya semut rangrang penghasil kroto.
Atas dasar alasan tersebut, maka kami kelompok tani ternak Saraswati berusaha untuk membudidayakannya. Berawal dari membeli bibit dari Yogyakarta dengan harga Rp. 150.000,- per sarang, kami membeli dua sarang, selanjutnya kami berniat untuk mengembangkannya dengan menambah sarang kami dari alam, sehingga dengan demikian, meskipun keberadaan semut rangrang penghasil kroto dari alam lama-lama habis, kita masih bisa melestarikannya dengan usaha budidaya ternak kroto secara modern dengan media barang bekas yang mudah kita dapatkan di rumah kita.
Marilah kita jaga alam kita ini, kita rawat dengan arif dan bijaksana, kita perbaiki alam kita dari kerusakan, karena sesungguhnya alam ini adalah titipan dari anak cucu kita yang sudah pasti akan diminta kembali oleh mereka bila sudah saatnya. Dengan membudidayakan semut rangrang, berarti kita turut menjaga kelestarian binatang pembantu petani ini dalam melawan hama tanaman, terutama tanaman buah.
Demikian semoga bermanfaat.
Jika keadaan ini dibiarkan terus menerus, sudah dapat dipastikan, semut rangrang penghasil kroto akan punah juga. Namun alahamdulillah ada beberapa pemikir yang jenius yang telah berhasil mengembangkan budidaya kroto atau budidaya semut rangrang penghasil kroto.
Atas dasar alasan tersebut, maka kami kelompok tani ternak Saraswati berusaha untuk membudidayakannya. Berawal dari membeli bibit dari Yogyakarta dengan harga Rp. 150.000,- per sarang, kami membeli dua sarang, selanjutnya kami berniat untuk mengembangkannya dengan menambah sarang kami dari alam, sehingga dengan demikian, meskipun keberadaan semut rangrang penghasil kroto dari alam lama-lama habis, kita masih bisa melestarikannya dengan usaha budidaya ternak kroto secara modern dengan media barang bekas yang mudah kita dapatkan di rumah kita.
Marilah kita jaga alam kita ini, kita rawat dengan arif dan bijaksana, kita perbaiki alam kita dari kerusakan, karena sesungguhnya alam ini adalah titipan dari anak cucu kita yang sudah pasti akan diminta kembali oleh mereka bila sudah saatnya. Dengan membudidayakan semut rangrang, berarti kita turut menjaga kelestarian binatang pembantu petani ini dalam melawan hama tanaman, terutama tanaman buah.
Demikian semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar