KTT Saraswati - Pentingnya Unsur Hara Makro bagi Pertumbuhan Tanaman - Unsur Hara Makro - N, P, dan K merupakan tiga unsur utama dalam kehidupan tanaman.
Nitrogen
Nitrogen diambil dalam bentuk nitrat (NO3- ) atau amonium (NH4+). Nitrogen digunakan tanaman dalam sintesa asam amino, yang merupakan bahan dasar pembentukan protein.
Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N2) di atmosfir, dan sumber lainnya senyawa-senyawa nitrogen yang tersimpan dalam tubuh jasad. Nitrogen sangat jarang ditemukan menjadi komponen pelikan oleh karena perilakunya yang mudah larut dalam air. Perilaku nitrogen inilah yang menjadikan endapan-endapan nitrogen yang relatif cukup banyak ditemui pada daerah beriklim kering dan itupun terbatas secara setempat.
Kandungan nitrogen tanaman ratarata sekitar 2 sampai 4% atau terkadang dapat mencapai 6%. Protoplasma makhluk hidup juga mengandung protein. Nitrogen juga dibutuhkan tanaman untuk beberapa komponen vital seperti klorofil, asam nukleat dan enzim. Defisiensi nitrogen akan membatasi pembesaran dan pembelahan sel.
Gejala defisiensi berupa tanaman yang kerdil dan kuning akan terlihat, terutama pada bagian tanaman yang lebih tua.
Berikut beberapa gejala kekurangan nitrogen pada tanaman yaitu:
- pertumbuhan lambat
- daun berwarna kuning (kllorosis)
- nekrosis pada bagian ujung daun,
Nitrogen merupakan unsur mobil dalam tanaman, yaitu unsur dapat dipindahkan dari jaringan tua ke yang muda. Nitrogen dapat hilang ke atmosfir melalui denitrifikasi nitrat atau oleh volatilisasi amonia.
Senyawa nitrogen yang tertambat pada jasad hidup dan dilibatkan dalam kegiatan fisiologisnya, dikembalikan ke dalam peredaran nitrogen setelah mengalami mineralisasi.
Peruraian senyawa N-kompleks menjadi senyawa N-anorganik sederhana sehingga memungkinkan digunakan lagi dalam asimilasi jasad berlangsung dalam dalam beberapa tahapan yang melibatkan peranan berbagai macam jasad pengurai.
Energi yang dibebaskan dari perubahan di atas akan digunakan oleh berbagai jasad tanah itu untuk melakukan kegiatannya termasuk melakukan perubahan senyawa N tahapan selanjutnya. Proses perubahan bentuk senyawa N-organik kompleks menjadi senyawa Norganik lebih sederhana (asam amino) disebut aminasi.
Asam amino yang dibentuk melalui aminasi akan terus diserang untuk diuraikan dan dimanfaatkan oleh jasad renik sampai akhirnya akan membentuk amonim yang disebut amonifikasi. N-amonium hasil amonifikasi ini akan digunakan oleh jasad renik tanah, diserap tanaman, atau ditambat oleh liat.
Tahapan selanjutnya adalah perubahan senyawa N-amonium menjadi senyawa nitrit (nitrifikasi). Nitrifikasi merupakan suatu proses oksidasi enzimatik yang dilakukan sekelompok jasad renik dan berlangsung dalam dua tahap terkoordinasi.
Masing-masing tahapan dilakukan sekelompok jenis jasad renik, yang berbeda dari keompok jasad renik yang bekrja pada tahap berikutnya.
Pencucian nitrat , terutama pada tanah-tanah berpasir menyebabkan kurangnya N dari daerah perakaran tanaman.
Fosfor
Fosfor diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4= bergantung pada pH tanah.
Fosfor merupakan unsur yang sangat labil karena ketersediaannya dipengaruhi oleh pH.
Posfor alam memasuki sistem tanah melalui penghancuran dan peruraian yang berjalan lambat oleh karena daya larutnya yang rendah. Walaupun pembebasan P dari bentuk tidak larut batuan posfat dan bentuk lain sangat lambat, namun takaran P yang diangkut air sungai dan diendapkan di laut sangat besar.
Diperkirakan sekitar 3.5.juta ton P per tahun terangkut dan diendapkan di laut sebagai Kalsiumposfat yang sukar larut. Hanya sebagain kecil P yang kembali ke tanah melalui guano yang dihasilkan burung laut dan oleh manusa melalui ikan yang dikonsumsinya.
Hasil uraian P-alam berupa senyawa posfat yang berada dalam sisitem tanah dengan berbagai jenjang kelarutan. Bentuk posfat ini akan dikonsumsi jasad hidup, dijerap liat tanah, bahan organik, kation Al, Fe, Mn, Ca, dan kation lain.
Posfat yang dikonsumsi akan dilibatkan dalam sintesis protoplasma dan kembali memasuki sisitem tanah setelah diurai oleh bakteriposfat.
Pada pH rendah posfor terfiksasi oleh ion aluminium sedangan pada pH tinggi terfiksasi oleh besi (Fe). Oleh karenanya ketersediaan P selalu menjadi faktor pembatas untuk daerah hutan hujan tropis.
Beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian ketersediaan hara posfor adalah:
1. pemupukan P
2. pelapukan bahan yang mengandung P
3. serapan akar
4. jasad renik
5. jerapan dan pencucian
Gejala kekurangan P pada tanaman memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pertumbuhan lambat
2. Menguningnya daun (terutama pada daun tua)
3. Daun berwarna hijau gelap
4. Guguir daun
5. Berbuah sedikit dan perkembangan biji terhambat.
Kalium
Kalium diambil tanaman dalam bentuk inon K. Ion ini tidak disintesa menjadi komponen tertentu. Tanah dapat mengandung lebih kurang 900-1400 pound per 1 m3 tanah, akan tetapi 90-98% kalium ini terkonsentrasi pada mineral primer dan tidak tersedia bagi tanaman.
Sumber utama K berasal dari pelapukan mineral yang mengandung K. Kalium dalam tanah dapat dijumpai dalam 3 kemungkinan yaitu:
a. secara kimia terikat dalam mineral primer tanah.
b. dapat dipertukarkan ataupun diabsorbsi
c. dalam larutan tanah
Umumnya tanah yang kandungan tanah liatnya tinggi cenderung untuk mengandung kalium yang relatif tinggi juga, dibandingkan dengan tanah berpasir dan organik.
Hanya sekitar 1-10% dari total kalium yang terdapat dalam tanah dapat diambil tanaman, dan hanya 1 sampai 2% dari yang terkandung dalam tanah yang dapat dipertukarkan.
Kalium merupakan bagian penting dalam tranlokasi gula dan pembentukan pati. Kandungan Kalium pada sel tetangga juga berperan dalam mengatur membuka dan menutupnya stomata.
Pertumbuhan, perluasan dan ketahanan terhadap penyakit juga dipengaruhi oleh cukup tersedianya hara ini. Peningkatan ukuran dan kualitas buah-buahan, kacang, dan sayuran juga dipengaruhi oleh ketersedian yang cukup dari unsur ini.
Tanaman kentang, bit gula, ataupun wortel membutuhkan kalium yang cukup besar untuk membantu akumulasi karbohidrat dan translokasi asimilat keluar daun.
Pertumbuhan vegetatif pada tanaman sayuran seperti asparagus dan kol juga membutuhkan kalium dalam jumlah besar.
Gejala kekurangan kalium pada tanaman ditandai oleh:
1. Pertumbuhan lambat
2. Ujung daun mengalami nekrosis yang dimulai pada daun muda.
3. batang lemah
4. buah kecil kecil
Walaupun kalium penting untuk semua tanaman tingkat tinggi dan rendah akan tetapi hara ini bukan merupakan bagian penyusun tubuh tanaman. Kalium tidak membentuk ligand (molekul organik kompleks) yang terutama berfungsi sebagai aktivator suatu enzim atau kofaktor dari sekitar 46 enzim. Kalium disimpan dalam jumlah besar di vakuola.
Kalium juga berperam dalam membantu memelihara potensial osmotis dan pengambilan air, dan berpengaruh positif terhadap penutupan stomata. Tanaman yang cukup mengandung K hanya sedikit mengalami kekurangan air.
Kalium juga berfungsi menyeimbangkan muatan-muatan anion dan mempengaruhi penyerapan dan transportasinya. Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa tanaman yang cukup mengandung kalium dapat mengurangi berjangkitnya penyakit (misalnya Verticillium yang menyebabkan layu pada kapas) dan jatuh rebah pada tanaman. Telah diketahui kalium berperan dalam fotosintesis karena secara langsung meningkatkan pertumbuhan dan indeks luas daun.
Tingkat kritis K dalam jaringan tumbuhan relatif tinggi, biasanya sekitar 1.0% atau 4 kali lipat lebih tinggi dibandingkan titik kritis posfor. Hampir seluruh kalium diserap pada fase pertumbuhan vegetatif hanya sedikit yang ditrasfer ke buah atau biji.
Tanaman juga membutuhkan kalsium, magnesium, dan sulfur untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Kalsium
Umumnya tanah-tanah mineral banyak mengandung calsium, karena mineral yang mengandung unsur ini pada kerak bumi cukup banyak misalnya: apatit (Ca3 (PO4) , kalsit (CaCO3), dan dolomit (CaCO3, MgCO3).
Kalsium merupakan unsur esensial yang paling tidak bergerak. Pengambilan dan transpor terjadi secara pasif. Dibandingkan dengan ion-ion lain hanya sedikit ataupun tidak ada pengangkutan di dalam floem.
Status kalsium dalam tanah berhubungan dengan pH yang pengaruhnya lebih besar dibandingkan dengan pengaruh ketersediaannya.
Kalsium diambil tanaman dalam bentuk ion Ca++. Senyawa ini merupakan bagian esensial dari dinding sel. Kalsium disimpan pada jaringan tanaman dan tidak dapat diremobilisasi. Kacang tanah membutuhkan kalsium yang tinggi untuk perkembangan polongnya.
Pengaplikasian unsur ini melalui daun sering digunakan petani untuk mengurangi bercak-bercak hitam pada buah-buahan.
Gejala defisiensi Kalsium pertama sekali terlihat pada daun-daun muda, sebagian daun akan berubah bentuk dan mengalami klorosis, sedangkan pada organ yang lebih tua jarang teramati gejala defisiensi. Hasil ini memperlihatkan bahwa kalsium tidak didistribusikan ke bagian yang lebih muda.
Buah apel yang mengalami kekurangan kalsium kulit buahnya lembek pada beberapa bagian buah dan kemudian membusuk. Oleh karenanya jika dalam pertumbuhan buah kekurangan hara kalsium ini buah akan busuk.
Secara umum ciri-ciri gejala defisiensi kalsium adalah:
1. Tip burn pada daun muda
2. Matinya titik tumbuh pada batang juga akar
3. Gejala abnormal dari daun (berwarna lebih gelap)
4. Mati pucuk
5. Batang lemah
6. Buah busuk
Magnesium
Magnesium tanah berasal dari pelapukan mineral primer (yaitu biotit, serpentin, hornblende, dolomit, dan olivin). Seperti kation yang lain tanaman mengambil magnesium dalam bentuk ion Mg++.
Klorofil yang merupakan pabrik berlangsungnya fotosintesis mengandung magnesium sebagai intinya. Unsur ini bersifat mobil dan merupakan aktivator beberapa enzim. Pengambilan magnesium dilakukan secara aktif dan pasif. Transpor terutama terjadi di dalam aliran tranpirasi.
Dibandingkan dengan kalsium, maka magnesium lebih aktif bergerak, dan dari beberapa penelitian diketahui bahwa unsur ini banyak terdapat pada pembuluh floem (transpor aktif).
Gejala defisiensi magnesium:
1. Menguningnya tulang daun tertama pada daun tua
2. Keriting pada tepi daun
3. Kuning sepanjang tulang daun.
Jangan lupa baca juga:
Demikian Pentingnya Unsur Hara Makro bagi Pertumbuhan Tanaman, semoga bermanfaat.