Lele Masamo Benih Lele Unggulan Terbaru - Saraswati Update - Lele
Masamo Benih Lele Unggulan Terbaru Produksi PT. Matahari Sakti Mojokerto.
Beternak
lele masih memiliki prospek dan peluang usaha yang menjanjikan keuntungan yang
lumayan. Bagaimana tidak, penelitian tentang ikan lele ini tetap dilakukan oleh
para ahli untuk mendapatkan benih ikan lele yang sempurna, yang lebih unggul
dari jenis lele sebelumnya. Seperti yang dilakukan oleh PT Matahari Sakti
Mojokerto. Jenis lele ini diberi nama “Lele Masamo”. Lele produk dari PT
Matahari Sakti (MS) ini disebut-sebut memiliki keunggulan ketimbang jenis lain
yang sudah beredar lebih dahulu. Untuk sementara, PT Matahari Sakti hanya
mendistribusikan lele masamo terbatas di jaringan mitra internal perusahaan. Fauzul Mubin, Technical Support and Hatchery Manager PT Matahari Sakti menyatakan, lele masamo yang beredar di
kalangan jaringan mitra internal perusahaan sekarang ini masih generasi pertama, dan
direncanakan November 2013 akan dirilis generasi kedua, yang memiliki kelebihan
dari generasi I.
Lele
masamo merupakan hasil pengumpulan sifat berbagai plasma nutfah lele dari
beberapa negara. Antara lain, lele asli Afrika, lele Afrika yang diadaptasi di
Asia, Clarias macrocephalus/bighead catfish yang merupakan lele Afrika
dan di kohabitasi di Thailand, dan lele dumbo (brown catfish). “Total
ada 7 strain lele,” ungkapnya. Lele Afrika, papar Mubin, terkenal
kecepatan tumbuh dan ketahanan tubuh yang tinggi. Sedangkan lele Afrika yang
telah mengalami kohabitasi domestik di Asia/Asia Tenggara memiliki toleransi
yang tinggi terhadap lingkungan dan tahan terhadap penyakit lokal. Selain itu
ada juga strain yang memiliki produktivitas telur tinggi (spawning
rate) dan ada yang efisien pakan.
Benih
lele masamo untuk budidaya pembesaran konsumsi atau yang umum disebut Final
Stock (FS) dari breeding Masamo, memiliki sifat bertubuh besar,
rakus makan tapi tetap efisien, keseragaman tinggi, stress tolerance
tinggi, ketahanan penyakit tinggi, dan sifat kanibal rendah. Untuk sifat induk
atau Parent Stock (PS) ditambah dengan spawning rate yang
tinggi. Hatchery (penetasan) Masamo di Pasuruan, sebut Mubin, mampu
memproduksi induk PS masamo 6.000 – 10.000 ekor per tahun. PS dilepas dengan
harga Rp 100.000 – Rp 300.000 per ekor, tergantung jauh-dekatnya lokasi
pembeli. Mubin mengakui harga calon induk masamo 2 – 4 kali lebih mahal
dibanding induk lele jenis lain. Sementara Final Stock, dikatakan
Maylana Nurrma Diyanto, Technical Support and Marketing Supervisor PT
Matahari Sakti, permintaan yang masuk ke hatchery PT MS mencapai 5
juta ekor per bulan. Pada April 2013, imbuh dia, benih size (ukuran) 4
cm diperdagangkan seharga Rp 70 tiap ekornya, dan Rp 90 untuk yang 5 cm.
Lele
masamo memiliki ciri khas fisik cukup berbeda dengan lele dumbo atau lele lain
yang lebih dulu beredar. Dijelaskan Maylana, kepala lele Masamo lebih lonjong,
menyerupai sepatu pantofel model lama. Sirip (patil) lebih tajam,
badan lebih panjang dan berwarna kehitaman. Ketika stres, muncul warna
keputih-putihan atau keabu-abuan. Lele masamo memiliki bintik seperti tahi
lalat di sekujur tubuh masamo yang berukuran besar, memiliki tonjolan di
tengkuk kepala, serta bentuk kepala lebih runcing. “Pada induk, tonjolan di
tengkuk terlihat nyata. Sangat berbeda dengan induk jenis lain, sehingga tak
mungkin dipalsukan,” ungkapnya.
Tetapi
saat masih berukuran benih, secara fisik masamo susah dibedakan dengan benih
lele varietas lain. “Bedanya pada sifat. Masamo lebih agresif dan nafsu makan
kuat. Sehingga jika manajemen pakan tidak bagus bisa berakibat kanibalisme,”
papar Danang. Karena itu Danang hanya memasarkan benih Masamo kepada
pembudidaya pembesaran yang serius, bukan yang tradisional. Fauzul Mubin, Technical Support and Hatchery Manager PT Matahari Sakti mengistilahkan era kanibalisme tinggi
pada masamo sudah lewat. “Dulu, waktu generasi awal sekali, sebelum yang
generasi I itu memang iya. Pada generasi 1 sudah jauh berkurang sifat
kanibal itu,” tegasnya. Mubin telah melakukan uji keseragaman
ukuran anakan di hari ke-40 pemeliharaan. Hasilnya, keseragaman akhir normal.
Keseragaman akan njomplang jika kanibalisme tinggi, karena ada lele
dominan yang memakan lele lain.
Sumber: TROBOS
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar