Selamat datang di blog Saraswati Update, Anda sedang membaca artikel tentang Cara Membuat Insektisida Organik dari Kotoran Sapi Artikel kali ini adalah tentang insektisida organik. Berhubung ada pengunjung Saraswati Update yang menanyakan tentang bahan-bahan pembuat insektisida organik, jika salah satu bahannya tidak ada bagaimana?
Saraswati Update merekomendasikan, jika salah satu dari bahan-bahan untuk membuat insektisida organik seperti di bawah ini sulit didapatkan, maka alternatif lain adalah dengan membuat insektisida organik dengan urin sapi atau hewan lain.
Berikut bahan-bahan insektisida organik pada postingan yang lalu.
Insektisida
organik adalah ramuan yang dibuat secara khusus dari bahan-bahan organik
(alami) yang digunakan oleh para petani untuk membasmi serangga dan hama
tanaman lain yang mengganggu tanaman, baik tanaman buah-buahan maupun
sayur-sayuran. Insektisida organik ini dibuat dengan bahan-bahan yang tidak
mengandung zat kimia, sehingga tidak memiliki efek samping terhadap tanaman,
tanah, lingkungan, maupun manusia itu sendiri. Ini adalah teknologi baru di
bidang pertanian sebagai pengganti insektisida buatan pabrik yang mengandung
zat kimia. Insektisida organik ini, selain dapat membasmi serangga dan hama
tanaman, juga dapat berfungsi sebagai pupuk organik.
Dalam
membuat insektisida organik, kita membutuhkan beberapa peralatan, di antaranya
blender atau mesin penghalus lainnya, saring atau kain kasa, ember, drum atau
tong plastik, kayu untuk mengaduk, untuk menghindari bau menyengat dari proses
pembuatan insektisida organik ini bisa juga kita gunakan masker untuk penutup
hidung.
Bahan-bahan insektisida
organik:
- Buah maja
- Mengkudu (pace)
- Umbi gadung
- Biji mahoni dan daunnya
- Akar serai (kamijoro/kamijara)
- Jahe
- Bawang putih
- Bawang merah
- Daun cocor bebek
- Daun dlingo
- Brotowali
- Daun mindi
- Daun tembakau
- Kulit pasak bumi
- Kapur
- Garam
- Air
Berikut kami sampaikan,
bagaimana cara membuat insektisida organik:
Haluskan
semua bahan, setelah halus, campurkan dengan air dan aduk hingga rata sampai
menjadi seperti bubur. Tempatkan larutan tersebut ke dalam drum atau tong untuk
proses pengendapan selama 3 hari. Setelah 3 hari, saring larutan tersebut untuk
mendapatkan airnya. Cairan insektisida organik siap digunakan.
Cara pemakaiannya, larutkan satu tutup jerigen
insektisida organik dengan 14 liter air. Jangan menggunakan air ledeng atau
PDAM, karena dapat merusak kualitas insektisida organik tersebut. Semprotkan
larutan tersebut ke tanaman yang terserang hama atau penyakit secara merata.
Jika salah satu atau beberapa bahan alami tersebut di atas tidak tersedia di tempat anda, mungkin solusinya adalah dengan membuat insektisida organik dengan menggunakan urin sapi atau hewan lain seperti yang Saraswati Update sampaikan pada postingan tentang pupuk organik dari urin sapi atau pupuk variensa, sebagai berikut:
Untuk
membuat pupuk organik cair ini tidak diperlukan biaya yang mahal, karena semua
bahan sudah tersedia di alam dan di sekitar tempat tinggal kita. Proses
pembuatannya sangat mudah yaitu dengan proses fermentasi. Pengalaman yang
dilakukan oleh masyarakat di sekitar kami, urin ini langsung digunakan untuk
menyiram tanaman palawija yang sebelumnya hanya dibiarkan dulu selama satu
minggu. Cara pemupukan yang demikian itu juga juga memberikan hasil yang
lumayan, tanaman palawija menjadi subur dan dapat berbuah lebat, akan tetapi
dengan sedikit proses, manfaat dari urin sapi ini akan semakin meningkat dari
pada digunakan secara langsung seperti contoh di atas. Untuk membuat pupuk
organik cair atau pupuk veriensa diperlukan beberapa bahan yang akan
difermantasi, di antaranya adalah sebagai berikut:
Bahan Pembuta Pupuk Organik Cair
- Urin sapi 100 liter
- Tetes tebu 5 liter (bisa juga diganti dengan gula merah 5 kg)
- Susu segar 5 liter
- Trasi 2 kilo gram
- Jahe 5 kilo gram
- Kunir 5 kilo gram
- Temu lawak 2 kilo gram
- Laos 2 kilo gram
- Kencur 2 kilo gram
- Broto wali 1 kilo gram
- Air rendaman kedelai 1 gelas atau pupuk urea 1 sendok makan
- Juga akan lebih bagus jika ditambah bakteri dekomposer (misalnya EM4)
- Air 18 liter
Cara pembuatan pupuk organik cair
Empon-empon
(jahe, kunir, temu lawak, laos, kencur, brotowali) ditumbuk sampai hancur dan
halus, tetes tebu, susu segar, dan trasi direbus hingga mendidih kemudian
didinginkan. Setelah dingin, kemudian rebusan tadi dimasukkan kedalam wadah
(drum atau jerigen). Kemudian semua bahan di atas juga dimasukkan ke dalam wadah,
aduk hingga tercampur rata. Tutuplah wadah tadi (drum atau jerigen)
rapat-rapat. Biarkan selama 15 samapai 21 hari untuk proses fermentasi. Selama
proses fermentasi berlangsung, setiap 3 hari sekali bahan tadi diaduk hingga
rata dan juga untuk membuang gas yang dihasilkan.
Aplikasi dan penggunaan
Setelah
15 sampai 21 hari, pupuk organik cair siap digunakan. Cara penggunaannya adalah
sebagai berikut: kalau POC (pupuk Organik Cair) masih bagus, 1 liter POC
dicampur dengan 40 liter air, tetapi jika POC sudah agak rusak atau berubah
gunakan 2 liter POC untuk 40 liter air. Penggunaanya adalah setiap 1 hektar
tanaman padi membutuhkan 25 samapi 30 liter POC.
Untuk
lebih memaksimalkan hasil, penggunaan POC dapat dilakukan dengan takaran 10%
yaitu perbandingannya 1 liter POC dicampur dengan 10 liter air. POC dapt
pula digunakan untuk perendaman benih yaitu dengan cara merendam benih dengan
POC selama 10 menit. Untuk pemupukan daun dapat digunakan 1 liter POC untuk
satu tangki semprot.
Manfaat pupuk organik cair
Untuk Pemupukan: pupuk organik cair dapat digunakan untuk zat perangsang
pertumbuhan akar tanaman pada benih, juga dapat digunakan sebagai pupuk daun
organik.
Untuk Pengendalian Hama: dicampur dengan pestisida
dapat digunakan untuk membuka daun yang keriting akibat serangan thrip, untuk
mengendalikan hama slundep, untuk mengendalikan hama wereng, untuk
mengendalikan hama tikus, dan juga dapat digunakan untuk mengendalikan lalat
buah.
Kelebihan dan manfaat penggunaan urin sapi dalan dunia pertanian juga telah Saraswati Update sampaikan dalam postingan terdahulu, sebagai berikut:
Urin
Sapi Mengandung Banyak Manfaat
Urine
sapi adalah air yang keluar dari alat kelamin sapi yang kita kenal dengan air
kencing sapi. Bagi kebanyakan orang, urine sapi merupakan benda menjijihkan
yang harus dibuang jauh-jauh. Selain bentuknya yang jorok, urine sapi ini
dianggap sebagai zat yang mencemarkan udara karena baunya yang menyengat. Namun
bagi sebagian orang yang mengetahuinya, urine sapi merupakan benda yang sangat
banyak manfaatnya. Dengan sedikit olah, urine sapi ini menjadi benda yang
berharga dalam bidang pertanian, yaitu sebagai pupuk organik yang sekaligus
juga sebagai bahan pengusir hama tanaman yang sangat ampuh karena baunya yang
menyengat. Urine sapi adalah hasil ekskresi dari alat pencernaan sapi. Urine
sapi selain memiliki kandungan nutrisi dan zat hara yang menyuburkan tanah dan
sangat dibutuhkan bagi tumbuhan, urine sapi bisa digunakan untuk mengusir
serangga. Hal ini di sebabkan karena bau dari urine sapi itu sendiri yang khas
dan menyengat yang sangat tidak disukai oleh serangga, sehingga serangga akan
menghindar apabila mendapati bau tersebut berada di dekatnya. (Phrimantoro,
1995).
Pemanfaatan
urine sapi masih jarang dilakukan oleh petani maupun peternak itu sendiri yang
nota bene juga seorang petani. Hal ini karena kurangnya sosialisai oleh petugas
dan pengetahuan para peteni dan peternak itu sendiri. Justru malah para blogger
atau neter yang sering menggembor-gemborkan tentang pemanfaatan urine sapi bagi
pertanian melalui tulisan dan artikel mereka pada media internet. Disadari atau
tidak, dengan membiarkan urine sapi ini terbuang begitu saja, sesungguhnya kita
telah menyia-nyiakan anugerah Tuhan yang sangat berharga.
Mengapa
zaman dahulu sawah-sawah sangat subur dan jarang terserang hama, itu karena
zaman dulu para petani sering menggembalakan kerbau maupun sapi di sawah,
sehingga kotoran dan air kencingnya langsung masuk ke sawah yang akhirnya dapat
menyuburkan tanah dan mengusir hama tanaman. Dengan penemuan baru di bidang
pertanian, ternyata urine sapi bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan
pengusir hama tanaman yang sangat efektif dan murah, yaitu urine sapi dapat
dioleh menjadi insektisida alami.
Insektisida
adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh serangga pengganggu tanaman.
Insektisida dapat membunuh serangga dengan dua mekanisme, yaitu dengan meracuni
makanannya, dalam hal ini adalah tanaman dan dengan kontak langsung dengan
serangga tersebut. Insektisida adalah suatu senyawa atau larutan di mana di
dalamnya terdapat unsur-unsur kimia yang apabila tertelan atau terhirup oleh
serangga akan mengacaukan system pencernaan serangga tersebut.
Saat
ini produk produk insektisida telah banyak berkembang, baik alami maupun
sintetis. Akan tetapi prosentase petani lebih memilih menggunaka insektisida
buatan pabrik dengan pertimbangan lebih praktis dan tidak repot serta ampuh
dalam mengusir serangga. Padahal apabila di kaji lebih dalam, penggunaan
insektisida sintetis dapat menurunkan kualitas produk pertanian. Hal ini
disebabkan penyemprotan insektisida tidak hanya mengenai daun sebagai sasaran
utama tetapi juga bagian lain tumbuhan temasuk buahnya. Sisa-sisa bahan kimia
tersebut akan terus menempel dan terserap hingga mempengaruhi kualitas hasil
panen yang akibatnya bila dikonsumsi manusia akan menimbulkan efek negative,
misalnya pertumbuhan sel-sel yang tidak pada tempatnya.
Dengan alasan kesehatan dan nilai ekonomis tersebut di
atas, maka hendaknya, kita para petani dan peternak memulai memanfatkan urine
sapi ini, sebagai bahan organik yang dapat meningkatkan kesuburan tanah,
memperbaiki kerusakan tanah akibat bahan kimia yang ditimbulkan oleh
insektisida dan pupuk pabrikan, dan mengusir hama tanaman .
Demikian Semoga Bermanfaat dan selamat mencoba.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar