Belut dan Kebiasaan Hidupnya di Alam - Saraswati Update - Kebiasaan hidup belut di alam perlu diketahui oleh para
peternak ataupun yang akan mulai beternak belut, agar dalam beternak nanti
dapat menyesuaikan keadaan kolam dengan habitat aslinya di alam. Para peternak
belut harus mengetahui makanan belut di alam dan kebiasaan hidup belut di sawah.
Dengan mempelajari kebiasaan hidup belut di alam, paling tidak kita akan
menjadi lebih tahu tentang belut, sehingga dapat merawatnya dengan baik yang
tujuan akhirnya mendapatkan keuntungan.
Kebiasaan Belut di Alam
Belut adalah binatang yang tahan hidup lama di dalam lumpur,
meski lumpur tersebut sudah tidak ada airnya. Belut dapat bertahan hidup di
lumpur karena mempunyai alat pernafasan tambahan berupa kulit tipis berlendir
yang terdapat di rongga mulutnya. Kulit tipis berlendir itu berfungsi untuk
mendapatkan oksigen secara langsung dari udara. Kalau diperhatikan, belut
tangkapan yang di tempatkan di ember dan diberi air, maka belut sesekali akan
muncul ke permukaan air dan membuka mulutnya untuk mendapatkan oksigen secara
langsung dari udara, karena oksigen yang terdapat di air di dalam ember
terbatas.
Makanan Belut Di Alam
Belut adalah hewan carnivore yaitu hewan pemakan daging. Anak
belut biasanya memakan jasad renik yang berada di sekitarnya yaitu zoo plankton
dan zoo benthos. Belut yang sudah dewasa, selain memakan jasad renik tersebut,
juga memakan hewan-hewan kecil yang berada di sekelilingnya, seperti larva,
serangga, cacing, siput, berudu, ikan-ikan kecil, dan keong sawah.
Untuk mendapatkan makanannya, belut di malam hari langsung
mencari makanannya dengan keluar dari lobang persembunyiannya, tetapi pada sing
hari belut hanya menunggu mangsanya datang sendiri ke lobang persembunyiannya
atau lobang jebakan yang telah dibuatnya untuk menjebak mangsanya datang
memasuki lobang.
Perkembangbiakan Belut
di Alam
Menurut penelitian Wu dan Liu, belut liar di alam/sawah
melakukan perkawinannya hanya sekali dan masa perkawinannya itu sangat panjang,
yaitu dari musim penghujan sampai dengan datangnya musim kemarau. Pada waktu
hujan yang pertama kali, belut-belut remaja mulai mencari pasangan untuk
melakukan perkawinan. Belut melakukan perkawinan pada suhu udara sekitar 28
derajat celcius.
Belut membuat lubang untuk melakukan perkawinan dan untuk meletakkan
telur-telurnya nanti. Biasanya lobang untuk melakukan perkawinan ini lebih
dalam dibandingkan dengan lobang jebakan mangsanya. Lobang ini dibuat di tepian
yang dangkal dengan ketinggian air tidak lebih dari 10 cm. Lubang tersebut
memiliki dua ujung seperti huruf U.
Lubang perkawinan ini biasanya dibuat oleh belut jantan. Setelah
lubang perkawinan selesai dibuat, belut jantan akan membuat busa untuk menutup salah
satu permukaan lobang tersebut. Biasanya para pencari belut di sawah sudah
mengetahui, bahwa lubang belut yang berbusa itu adalah sarang belut yang
biasanya untuk perkawinan dan meletakkan telur, serta untuk merawat larva belut
setelah menetas. Sebenarnya busa yang dibuat oleh belut jantan adalah alat
untuk menarik perhatian belut betina sehingga datang ke lobang tersebut untuk
melakukan perkawinan.
Lobang yang di permukaannya terdapat busa menandakan bahwa
penghuninya adalah belut jantan yang menandakan bahwa belut jantan tersebut
telah siap melakukan perkawinan. Perkawinan belut terjadi pada malam hari
menjelang subuh.
Setelah melakukan perkawinan, kemudian belut betina bertelur
dan diletakkan di permukaan lobang agak masuk sedikit kira-kira 5 cm di bawah
permukaan lumpur yang membentuk sebuah goa kecil. Setelah bertelur, belut
betina akan pergi dari lobang tersebut dan mencari lobang lain dengan belut
jantan lainnya. Perawatan telur belut dilakukan oleh belut jantan hingga telur
itu menetas menjadi larva, bahkan hingga larva tersebut dapat mencari makan
keluar lobang sendiri.
Belut betina ukuran tubuhnya lebih kecil dari belut jantan,
sehingga telur yang dihasilkannya juga sedikit sekitar 50 butir saja. Dari 50
butir telur tersebut, oleh belut betina tidak langsung ditelurkan dalam satu
lobang saja, melainkan di beberapa lobang perkawinan lainnya, sehingga satu
lobang dengan lobang lainnya, jumlah telurnya akan berbeda-beda.
Belut betina yang sedang merawat telur hingga menetas,
biasanya akan memiliki sifat buas. Belut jantan ini akan melindungi
telur-telurnya dari serangan musuh. Kebuasan belut jantan tersebut terbukti,
ketika kita memasukkan tangan ke dalam lobang yang berisi telur, jari tangan
kita akn diserang dengan gigitan. Bukti lain, ketika dipancing, belut tersebut
akan langsung menggigitnya, yang menurut para pemancing, umpannya disantap,
padahal itu adalah upaya belut jantan dalam melindungi telur yang dijaganya. Dan
kenyataannya memang sulit untuk memancing belut yang berada di lubang yang ada
busanya, karena belut itu bukan memakan umpan, tetapi hanya sekedar menggigit
dan menyerang umpan itu karena dianggap sebagai musuhnya. Kalaupun ada belut
yang sampai kena pancing, itu hanya kebetulan saja mata kailnya menyangkut pada
mulut belut.
Menurut penelitian, telur belut akan menetas setelah berumur
8 sampai 10 hari dalam suhu 28 hingga 32 derajat celcius. Dan larva belut akan
dapat hidup sendiri setelah berumur 2 minggu. Video di atas yang kami sertakan adalah video
tentang anak belut yang kami tangkap dari sawah.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar