Kutu Air sebagai Pakan Benih Ikan - Saraswati Update - Kutu air adalah hewan air yang tergolong ke dalam
udang-udangan kecil sebagai jasad renik yang termasuk ke dalam Filum Arthropoda, kelas Crustacea, ordo Phylopoda, family
Dephnidae, dan genus Daphnia. Kutu air dikenal sebagai pakan
benih ikan. Jenis kutu air yang digunakan untuk pakan benih ikan adalah jenis
Moina yang berukuran 500-1000 mikron dan Daphnia yang berukuran 1000 hingga
5000 mikron. Tempat hidup Moina dan Daphnia adalah di perairan tawar. Binatang
ini memakan detritus dan tumbuh-tumbuhan kecil.
Siklus hidup kutu air sangat singkat, yaitu dari telur
hingga dewasa kira-kira hanya 4 sampai 5 hari. Umur hidup binatang ini juga
tergolong singkat, yaitu antara 12 sampai 30 hari. Hewan ini banyak ditemukan
di selokan-selokan yang airnya mengalir tidak deras. Biasanya para pembenih
ikan mencarinya di selokan apabila mereka baru memijahkan ikannya. Dengan
mencari di alam, kutu air ini tidak bisa didapatkan dalam jumlah yang banyak
dan kemungkinan akan cepat habis.
Untuk mengatasi kesulitan dan kelangkaan kutu air di alam,
maka diupayakan untuk membudidayakannya sendiri, dengan cara mengkulturnya.
Untuk mengkultur kutu air ini, dapat menggunakan wadah yang terbuat dari kayu
yang dilapisi plastik/Terpal atau menggunakan kolam beton/semen, atau wadah
lain yang dapat menampung air dan tidak bocor.
Cara mengembangbiakkan kutu air ini sebenarnya sangat mudah,
namun memerlukan ketekunan. Caranya adalah wadah/media pemeliharaan diisi
dengan air yang bersih 30 sampai 60 cm tingginya. Karena kutu air tidak terlalu
banyak membutuhkan sinar matahari, maka sebaiknya tempat pemeliharaan tidak
langsung terkena cahaya matahari, yaitu agar di tempatkan pada tempat yang
terlindung dari sinar matahari secara langsung.
Media yang digunakan untuk budidaya kutu air adalah kotoran
ayam atau bisa juga menggunakan pupuk kandang dari hewan lainnya. Caranya,
kotoran ayam dikeringkan terlebih dahulu, setelah kering langsung dimasukkan ke
dalam wadah media pemeliharaan. Perbandingan media berupa kotoran ayam dengan
air adalah 1 kg kotoran ayam untuk 9 liter air. Media pemeliharaan tersebut,
airnya harus mengalir terus menerus meskipun dalam debit yang kecil, atau dapat
juga menggunakan aerator yang dapat dibeli di toko-toko peralatan perikanan
terdekat dengan harga yang terjangkau, sekitar Rp. 50.000,-.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam kultur kutu air adalah
pemberian pakan. Untuk pakan bisa digunakan bungkil kelapa yang diblender
sampai halus dan dicampur dengan larutan kotoran ayam 1 liter dan diaduk hingga
tercampur rata. Kemudian campuran tersebut diperas untuk diambil airnya. Nah
air perasaan media itulah yang akan digunakan sebagai pakan kutu air.
Setelah media budidaya kutu air didiamkan selama 10 hari,
berarti media sudah siap, masukan air perasaan larutan kotoran ayam dan bungkil
kelapa halus sebagai pakan, kemudian tebarkan bibit kutu air ke dalam kolam
pemeliharaan. Bibit kutu air dapat diperoleh langsung dari alam atau membeli
dari para peternak ikan lainnya. Apabila harus mencari dari alam, sediakan
beberapa alatnya, yaitu lempengan putih, bisa kayu, keramik, atau benda lain
yang berwarna putih yang berbentuk lempengan.
Masukkan lempengan ke dalam air selokan, jika di bagian atas
lempengan terlihat seperti kumpulan awan, itu berarti terdapat kutu air. Untuk
menangkapnya, gunakan saringan halus atau kain kasa, atau kain yang tipis.
Penangkapan kutu air di alam hendaknya pada saat air masih jernih. Setelah
bibit kutu air didapat, segera tebarkan ke media pemeliharaan agar tidak mati.
Jangan lupa, air pada media pemeliharaan harus terus mengalir atau bisa gunakan
aerator.
Perkembangbiakkan kutu air sangat cepat, dalam waktu 7
hingga 10 hari, kutu air akan beranak pinak ribuan kali lipat dari jumlah bibit
yang ditebarkan. Kepadatan kutu air akan mencapai 3000 hingga 5000 ekor per
liter air, dan siap untuk dipanen.
Demikian semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment
Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar